Senin, 6 Oktober 2025

Tutup Mendadak Sepekan, Dapur Gizi Tangsel Bikin Warga Bertanya-tanya

- Senin, 6 Oktober 2025

| 21:20 WIB

TANGSEL, BANTENPRO.CO.ID – Aktivitas di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Gang Swadaya, Jalan Babakan Pocis, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, terhenti total sejak sepekan terakhir. Dapur yang rutin memproduksi Makanan Bergizi Gratis (MBG) kini tampak lengang, membuat warga penerima manfaat dan sekitarnya mempertanyakan alasan penutupan mendadak itu.

Pantauan pada Senin (6/10/2025) menunjukkan pagar besi dapur tergembok rapat. Tidak ada kegiatan memasak maupun distribusi makanan, dan dua mobil operasional bertuliskan “Badan Gizi Nasional” hanya terparkir.

Wati, salah seorang warga yang tinggal di depan dapur, mengaku heran. Menurutnya, penutupan sudah berlangsung sejak awal pekan lalu tanpa pemberitahuan resmi. Isu yang beredar menyebut penutupan karena dugaan keracunan.

“Sudah tutup dari Senin pekan lalu, katanya sih karena ada yang keracunan. Tapi saya bingung juga, soalnya saya sering dapat makanan dari sini, gak pernah kenapa-kenapa,” ujar Wati.

Ia juga menyanggah isu tersebut, karena tidak ada warga sekitar yang mengalami gejala keracunan, padahal mereka juga sering mengonsumsi makanan dari dapur itu. Wati menekankan, proses memasak di dapur tersebut dikenal higienis dan diawasi oleh tenaga ahli, termasuk seorang koki dan dokter.

Penutupan dapur SPPG ini juga berdampak pada aktivitas ekonomi kecil di sekitar lokasi. Warung milik Wati yang biasanya ramai dikunjungi pekerja dapur kini sepi, dan warga yang biasa memanfaatkan sisa makanan, kardus, atau plastik untuk ternak juga kehilangan sumber pemasukan.

“Anak-anak juga sudah pada nanyain, kapan bisa makan MBG lagi,” imbuhnya, berharap dapur segera beroperasi kembali.

Terpisah, Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, mengonfirmasi adanya laporan dugaan keracunan yang dialami sejumlah peserta program MBG. Pilar menyebut Dinas Kesehatan menerima laporan peserta didik mengalami mual dan gejala serupa setelah mengonsumsi makanan dari salah satu dapur MBG.

“Dapur yang terindikasi memproduksi makanan kurang layak itu ditutup sementara untuk evaluasi,” kata Pilar.

Penutupan ini, jelasnya, adalah langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang. Pemerintah Kota Tangsel meminta pengelola dapur untuk segera memperbaiki fasilitas dan memastikan kelayakan dapur sesuai standar kesehatan.

“Setiap dapur MBG wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Itu penting untuk menjamin mutu hidangan yang diberikan kepada masyarakat,” tegasnya.

Meski demikian, hingga kini belum ada keterangan resmi dari Dinas Kesehatan maupun pengelola dapur SPPG Bakti Jaya mengenai hasil pemeriksaan lebih lanjut. Warga berharap proses klarifikasi dan perbaikan dapat rampung secepatnya agar layanan pemenuhan gizi tersebut dapat kembali dinikmati masyarakat.***