SERANG, BANTENPRO.CO.ID – Penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi fokus utama dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Desa Tanjung Jaya, Serang, Banten.
Kegiatan yang diinisiasi oleh dosen-dosen Program Studi Manajemen Universitas Pamulang (UNPAM) Kampus Serang ini sukses mendorong UMKM setempat untuk menerapkan manajemen terintegrasi demi mendukung konsep “Ekonomi Biru Desa” yang berkelanjutan.
Acara yang digelar di Balai Desa Tanjung Jaya pada Kamis (23/10) ini dihadiri oleh ratusan warga, mulai dari pelaku UMKM, petani, nelayan, hingga ibu rumah tangga. Sambutan positif dan antusiasme tinggi mewarnai seluruh rangkaian kegiatan.
Kepala Program Studi Manajemen UNPAM Kampus Serang, Indar Riyanto, S.Kom., S.E., M.M., saat membuka acara, menegaskan bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi desa.
“Melalui manajemen terintegrasi, UMKM di desa seperti Tanjung Jaya dapat bersaing di era digital, sekaligus mendukung konsep ekonomi biru yang berkelanjutan,” ujar Indar.
Kepala Desa Tanjung Jaya, Haji Astaka, menyampaikan terima kasih atas inisiatif UNPAM, Baznas, dan Jasa Raharja. “Acara ini membawa angin segar bagi warga kami, baik dari sisi ilmu maupun bantuan nyata,” katanya.
Sesi edukatif menjadi inti dari PKM ini. Dua narasumber kompeten hadir untuk membekali warga dengan ilmu praktis.
Dosen UNPAM, Cokorda Agung Wibowo, S.P., M.M., memaparkan materi tentang Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Ia menekankan bahwa fondasi UMKM yang kuat berawal dari SDM yang terlatih.
“Tanpa SDM yang terlatih, ide bisnis sehebat apa pun akan sulit berkembang. Kami ajarkan cara meningkatkan keterampilan manajerial dan operasional,” jelas Cokorda.
Sementara itu, Yudi Guntara, S.E., M.M., dari Rumah Kreatif BUMN Banten, menyampaikan materi yang sangat relevan untuk desa pesisir: Pengembangan UMKM melalui Digital Marketing.
“Digital marketing bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Kami ajak pelaku UMKM Tanjung Jaya untuk mulai memanfaatkan teknologi sederhana seperti Instagram, Tiktok atau WhatsApp Business,” ungkap Yudi.
Warga terlihat antusias dalam diskusi interaktif, khususnya saat diajak mengembangkan ide pemasaran produk lokal unggulan seperti kerajinan laut dan olahan ikan.
Selain edukasi, PKM ini juga menyalurkan bakti sosial melalui kolaborasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI dan Jasa Raharja Provinsi Banten.
Baznas RI mendistribusikan puluhan paket logistik keluarga senilai sekitar Rp 200.000 per paket, berisi kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan gula.
Di sisi lain, Jasa Raharja Provinsi Banten menyediakan layanan pengobatan gratis. Dr. Rizal, koordinator medis Jasa Raharja, menjelaskan bahwa layanan ini memprioritaskan pemeriksaan bagi warga pesisir.
“Kami prioritaskan pemeriksaan bagi warga pesisir yang sering menghadapi risiko kesehatan di lingkungan kerja mereka,” katanya. Layanan pemeriksaan kesehatan umum dan pembagian obat-obatan dasar ini menjadi salah satu yang paling dinantikan.
Ibu Karmah (45), seorang pelaku UMKM lokal, mengaku sangat terbantu. “Saya jadi tahu cara jualan lewat online. Paket sembako dan cek kesehatan juga sangat membantu keluarga saya,” ujar Karmah.
Mina Wati Dewi, S.E., M.M., selaku Ketua Pelaksana, menegaskan komitmen tim UNPAM untuk melanjutkan program serupa di desa-desa lain.
“Kami ingin UMKM di Banten, khususnya di wilayah pesisir, terus berkembang dengan dukungan ilmu dan aksi nyata,” tutupnya.
PKM “Ekonomi Biru Desa” ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara akademisi, BUMN, dan lembaga sosial dalam menciptakan dampak besar bagi masyarakat, memberikan modal ilmu dan aksi nyata untuk membangun ekonomi desa yang tangguh dan berkelanjutan.***














