SERANG, BANTENPRO.CO.ID – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024, sejumlah kebutuhan bahan pokok di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang terpantau sudah mengalami kenaikan.
Penjual di Pasar Induk Rau, Nana (29) menjelaskan bahwa harga cabai rawit merah sudah mengalami kenaikan 50 persen, yang sebelumnya hanya berada pada kisaran harga Rp50.000/Kg, mengalami kenaikan Rp100.000/Kg.
Cabai merah keriting juga mengalami kenaikan saat ini Rp100.000/Kg, sebelumnya Rp45.000/Kg, dan cabai rawit Rp80.000/Kg sebelumnya Rp60.000/Kg.
Sedangkan harga tomat Rp16.000/Kg sebelumnya Rp10.000/Kg, bawang merah Rp35.000/Kg sebelumnya Rp30.000/Kg, dan bawang putih Rp40.000/Kg sebelumnya Rp35.000/Kg. Berbeda dengan harga kebutuhan yang lain, harga kemiri saat ini mengalami penurunan menjadi Rp55.000/Kg yang sebelumnya Rp60.000/Kg.
“Gak stabil sekarang, harganya naik turun gak bisa di prediksi,” kata Nana, Jumat 8 Desember 2023.
Menurut Nana, kenaikan setiap harinya untuk harga kebutuhan pokok sekitar Rp1.000. Kenaikan terjadi akibat cuaca buruk dan menjelang akhir tahun sehingga harga-harga kebutuhan pokok melonjak tinggi.
“Biasalah bang karena cuaca buruk, ditambah menjelang natal dan akhir tahun jadinya harga-harga sulit diprediksi,” jelasnya.
Ditempat berbeda, penjual beras di Pasar Induk Rau, Owi mengatakan, harga beras di Pasar Induk Rau setiap harinya terus mengalami kenaikan. Hal itu akibat cuaca buruk yang selama ini terjadi.
“Karena cuaca buruk kemarau panjang kemarin jadi harga-harga pada naik, kalao akhir tahun mah gak terlalu berpengaruh,” katanya.
Sebut Owi, harga beras kualitas medium saat ini dibanderol dengan harga Rp15.000/Kg yang sebelumnya hanya Rp13.000, dan harga beras kualitas standar dibanderol dengan harga Rp13.500/Kg yang sebelumnya berasa pada kisaran Rp12.500/Kg. Sedangkan untuk beras Bulog dibanderol Rp10.900/Kg.
“Kalau beras Bulog pembeliannya juga dibatasi maksimal satu orang 3 karung, karena beras Bulog ini program pemerintah,” tuturnya.
Menurut Owi, cuaca kemarau yang berkepanjangan membuat para petani tidak menggarap sawahnya dan membuat harga gabah mahal. Sehingga harga beras dipasaran cukup tinggi. Ia juga tidak bisa memprediksi kapan harga beras akan mengalami penurunan.***