Jumat, 28 Maret 2025

FSPP Banten Desak Pemerintah Batalkan dan Evaluasi PSN PIK 2

Ismatullah

| Senin, 10 Februari 2025

| 22:47 WIB

Forum Silaturrahim Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten bersama Alim Ulama Cendekiawan dan Kiyai Pimpinan Pondok Pesantren se-Banten yang digelar di Pondok Pesantren Modern Daar El Istiqomah, Kota Serang pada Senin (10/2/2025). (Foto: FSPP For Bantenpro.co.id)

SERANG, BANTENPRO.CO.ID- Gelombang penolakan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tropical Coastland di Kecamatan Kosambi dan Teluknaga, Kabupaten Tangerang semakin meluas.

Kali ini datang Forum Silaturrahim Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten, Alim Ulama Cendekiawan dan Kiyai Pimpinan Pondok Pesantren se-Banten.

“Pada intinya, FSPP Banten mendukung upaya Pemerintah melakukan evaluasi dan membatalkan PSN PIK 2 dan sejenisnya yang terjadi di seluruh pantai Indonesia,” ujar Anggota Presidium FSPP Banten Dr. Fadlullah saat bersilaturahmi dengan Alim Ulama Cendekiawan dan Kiyai Pimpinan Pondok Pesantren se-Banten yang digelar di Pondok Pesantren Modern Daar El Istiqomah, Kota Serang pada Senin (10/2/2025).

Sebelumnya diberitakan, proyek Strategis Nasional (PSN) di Area Pantai Indah Kapuk atau PIK 2 menuai protes luas dari masyarakat, terutama di wilayah Banten yang terdampak proyek ini.

Alasan protes tersebut terjadi karena pembangunan PSN PIK 2 itu dinilai merugikan kepentingan umum dan masyarakat Banten. Kemudian, proyek milik pengembang Agung Sedayu Geoupnit dinilai menimbulkan gejolak sosial, melanggar Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan berpotensi merusak lingkungan karena berada di area hutan lindung.

“(Kami tolak) karena terindikasi koruptif, berpotensi mengganggu kedaulatan negara, menimbulkan disintegrasi sosial budaya, merampas hak rakyat dan merusak lingkungan,” jelasnya.

Atas dasar itu, ia meminta agar pemerintah secepatmya membatalkan dan mekakukan evalusi PSN PIK 2 di Banten.

“Setelah menimbang berbagai opini dalam masyarakat dan hasil silaturahmi alim ulama cendekiawan dan kiyai pimpinan Ponpes se-Banten, ada lima sikap yang kami sepakati terkait PSN PIK 2 dan sejenisnya,” katanya.

Fadlullah mengatakan, sikap pertama yakni pihaknya mendukung investasi untuk membuka lapangan kerja, namun menolak pembangunan yang caranya menggusur dan merampas hak rakyat, serta merusak lingkungan secara sewenang-wenang.

“Kedua, mendukung kebijakan kedaulatan pangan dan program swasembada pangan. Menolak alihfungsi lahan pertanian, hutan, dan sawah produktif untuk kepentingan korporasi,” ungkapnya.

Ketiga, Fadlullah menjelaskan pihaknya mendukung kebijakan pemerintah menjadikan laut, selat, teluk, sungai, situ, dan danau sebagai beranda depan pembangunan.

“Kami menolak pembatasan dan penutupan akses publik, khususnya masyarakat pesisir dan nelayan terhadap pantai dan laut,” ujar pria yang juga merupakan akademisi Untirta ini.

Selanjutnya, FSPP Banten juga mendukung visi kepelabuhanan dalam rangka merevitalisasi peradaban muara dan bandar perdagangan global.

“Kami menolak perampasan hak nelayan dan masyarakat pesisir dalam pengelolaan pelabuhan rakyat,” terangnya.

Terakhir, Fadlullah memaparkan FSPP Banten mendukung pembangunan ekonomi inklusif dengan memperhatikan aspek geopolitik dan kedaulatan negara.

“Kami menolak keberadaan kawasan ekonomi khusus yang berpotensi mengalihkan aset negara kepada swasta, menimbulkan disintegrasi sosial budaya, dan meminggirkan peran masyarakat luas,” pungkasnya.***

Bagikan Artikel

Terpopuler

Scroll to Top