SERANG, BANTENPRO.CO.ID – Jelang Natal dan Tahun Baru 2024, Polda Banten mengimbau warga pesisir agar mewaspadai letusan erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten Ashok Kumar mengatakan bahwa erupsi GAK tersebut sudah menjadi hal biasa selama tidak menimbulkan bencana yang luas.
“Saya melihat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), setiap hari ada erupsi jadi kadang-kadang kita bukan lebay, saat-saat sekarang timbul jadi seksi, kalo saya tidak mau menanggapi itu karena itu kekuasaan Allah SWT, kita tidak bisa bikin ya kalo dari sana, kita tidak bisa minta diskon kan,” ujar Ashok Kumar melalui sambungan telpon, Rabu 6 Desember 2023.
BACA Masyarakat Pesisir dan Nelayan Diimbau Waspadai Erupsi Gunung Anak Krakatau
Menurutnya, bencana alam bukanlah buatan manusia dan belum bisa diprediksi, sampai saat ini alat ukur gempa belum bisa mengetahui kapan datangnya bencana seperti kejadian tahun 2018 lalu.
“Waktu di Anyer aja bilangnya rob awalnya, tau-tau longsor dan sebagainya jadi belum ada alat. Erupsi itu namanya gunung aktif pasti ada gejolak. Kalo betul itu dinyatakan bahaya pemerintah harus ambil sikap dong, evakuasi orang tinggal di pesisir pantai bukan hanya wisatawan, khusus masyarakat yang tinggal di pinggir pantai harus di evakuasi dulu sekarang, kalo memang berbahaya,” jelasnya.
Jangan kata dia, pengunjung pas mau nataru dan sebagainya menjadi takut menghindari berwisata menghabiskan tahun baru 2024 di Banten.
“Mereka (pemerintah) tidak usah membuat satu di saat-saat menjelang nataru, karena saat ini tingkat hunian sudah mencapai 30 Sampai 50 persen bokingan di nataru. Ada yang boking sekarang ada diskon 10 sampai 15 persen kalau ambil dua malam, seperti hotel-hotel besar yang di jual setiap hari melalui digital,” tuturnya.
Lanjut ia mengungkapkan tidak ada masalah meski ada himbauan dari Polda Banten terkait erupsi Gunung Anak Krakatau.”Karna mereka sebagai pemerintah kepanjangan yudikatif mereka boleh menyampaikan, Kalo gunung aktif pasti mengeluarkan, seperti Merapi kan kemarin ada banyak korban yang meninggal,” jelasnya.
Sejauh ini, Ashok menjalankan seluruh anggota PHRI Banten telah menaati segala aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah termasuk pada saat pandemi covid-19 yang menerjang Indonesia termasuk Banten.
“Kita ambil positifnya bagaimana, kalo sudah ada himbauan pemerintah kita masih menjual itu salah. Waktu covid-19 kami tutup hotel, pemerintah menyatakan nah ini harus ada statmen dari gubernur menyatakan daerah itu di tutup, yang di evakuasi masyarakat dulu jangan pengunjung. Erupsi seperti apa belum ada erupsi jadi tsunami jadi tsunami itu di awali gempa. Kalo berbahaya kita ikuti aturan kami juga tidak akan jual,” tutupnya.***