CILEGON, BANTENPRO.CO.ID – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al Khairiyah menyorot kebijakan penyaluran program CSR Krakatau Steel Group (KSG) berupa bantuan sarana pendidikan berbasis kebudayaan di Yogyakarta.
LPPM menuding, kebijakan penyaluran CSR Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dianggap abai terkait kondisi lembaga pendidikan yang ada di Kota Cilegon, dimana perusahaan tersebut beroperasi.
Wakil Direktur LPPM STIT Al Khairiyah Dayan Fithoroini mengaku heran dengan kebijakan penyaluran CSR perusahaan plat merah itu yang dinilai tidak memprioritaskan pengembangan pendidikan di wilayah Kota Cilegon.
BACA JUGA: LPPM STIT Al Khairiyah Kecam DPRD Cilegon Anggarkan Pakain Dinas Rp840 Juta
“Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, mengapa bantuan tersebut tidak difokuskan di Cilegon, tempat perusahaan tersebut beroperasi?,” ujar Wakil Direktur LPPM STIT Al Khairiyah Dayan Fithoroini kepada Bantenpro.co.id, Rabu (26/2/2025).
Sebagai perusahaan yang berakar di Cilegon, kata Dayan, Krakatau Steel seharusnya lebih memperhatikan peningkatan sarana pendidikan di daerah sekitarnya.
Terlebih lagi lanjut Dayan, kondisi madrasah-madrasah di Kota Cilegon masih sangat membutuhkan perhatian lebih dalam peningkatan fasilitas pendidikan.
“Kami menghargai setiap upaya yang dilakukan dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Namun alangkah lebih bijaknya apabila perhatian juga diberikan kepada sekolah-sekolah di Cilegon, yang lebih membutuhkan dukungan nyata guna menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi generasi mendatang,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Divisi Pengabdian Masyarakat LPPM STIT Al-Khairiyah Humaidi berharap, pihak Krakatau Steel Group dapat mengevaluasi kembali kebijakan CSR Krakatau Steel Group dan turut serta dalam peningkatan sarana pendidikan di daerah yang lebih dekat dengan pusat operasional mereka.
“Dengan demikian, manfaat yang diberikan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yang telah menjadi bagian dari pertumbuhan Krakatau Steel selama ini,” kata Humaidi.
Sebagai bentuk kepedulian, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat, akademisi, serta pemangku kebijakan untuk turut mendorong perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Cilegon agar lebih peduli terhadap dunia pendidikan setempat.
“Dengan adanya sinergi antara perusahaan, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan, diharapkan kesejahteraan dan kualitas pendidikan di Cilegon dapat semakin meningkat,” katanya.
“Kami juga membuka ruang diskusi serta kerja sama dengan Krakatau Steel Group dan pihak terkait lainnya untuk merancang program yang lebih inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” sambung Humaidi.
Menurutu Humaidi, pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan perhatian terhadap peningkatan sarana pendidikan di Cilegon akan membawa dampak positif bagi masa depan generasi penerus bangsa.
“Semoga Krakatau Steel Group dapat mempertimbangkan kembali arah kebijakan CSR mereka untuk lebih mengakomodasi kebutuhan pendidikan di daerah tempat mereka beroperasi,” pungkasnya.
Hingga berita ini dimuat, Bantenpro berupaya menghubungi Staf Humas Krakatau Steel Khutub melalui pesan singkat whatsapp. Namun Khutub enggan menjelaskan lebih lanjut terkait kebijakan Krakatau Steel yang lebih memilih menyalurkan bantuan peningkatan sarana pendidikan berbasis budaya di Yogyakarta daripada di Kota Cilegon.
“Saat ini kami masih mempelajari terkait hal tersebut,” ujar Khutub secara singkat, Rabu (26/2/2025).
Namun selang tiga menit, jawaban pesan singkat whatsap itu langsung dihapus.***
