Sabtu, 9 November 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Di Banten 4.722 Hektare Sawah Alami Kekeringan dan 514 Hektare Gagal Panen

Mahyadi

| Selasa, 26 September 2023

| 10:35 WIB

Sawah mengalami kekeringan (foto: istimewa)

SERANG, BANTENPRO – Data dari Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten, mencatat sebanyak 4.722,55 hektare sawah padi per 22 September 2023 terkena dampak kekeringan.

Dari 4.722 hektare sawah di Banten, yang paling parah alami kekeringan terdapat di Kabupaten Pandeglang sebanyak 1.686 hektar. Sedangkan terringan ada pada Kabupaten Lebak dengan luas lahan 457 hektar sawah.

Data kekeringan terjadi pada 7 Mei hingga 22 September 2023. Adapun untuk total kekeringan dari bulan April hingga September 2023, sebanyak 6.097,45 hektar sawah dengan puso atau gagal panen sebanyak 536,1 hektar di Banten.

BACA Pemkab Serang Luncurkan Kartu Kredit Pemda

Untuk lahan yang mengalami pulih dari kekeringan sebanyak 352 hektar dan panen di bulan Agustus sampai September sebanyak 323,95 hektar.

Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten mencatat ada sekitar 514 hektare tanaman padi mengalami gagal panen atau puso. Hal itu disebabkan dampak El Nino atau bencana kekeringan yang menimpa beberapa wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Banten.

Kepala Distan Provinsi Banten Agus M Tauchid merinci, dari 514 hektare, terdapat 887 hektare dengan status berat, 1.532 hektare status sedang dan kekeringan lahan status ringan 1.789 hektare.

“Yang terdampak itu kan ada 4.722 hektare (total terdampak kekeringan-red),” katanya usai rapat di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Senin 25 September 2023.

BACA Harga Komoditas Pangan Makin Naik Dipasaran, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten Gelar GPM

Sedangkan untuk kabupaten dan kota yang terkena dampak, Agus mengatakan bahwa Kabupaten Lebak terkena 457 hektar.

“Di Lebak yang terkena kekeringan 457 hektare dengan puso 3 hektare, sedangkan Kabupaten Pandeglang itu 1.686 hektare dengan puso 5 hektare,” ujarnya.

Agus mengklaim, ribuan hektare yang terdampak kekeringan hanya sebagian kecil atau sekitar 0,1 persen dari total angka tanam padi seluas 400 ribu hektar lebih. Namun Agus tak menyepelekan dampak itu.

“Secara psikologis kerugian itu totalnya hanya 0,1 persen saja, tapi kita juga jangan anggap kecil karena ada kerugiannya,” terangnya.

BACA 115 Hektar Sawah Di Ibukota Provinsi Banten Mengalami Kekeringan Dampak El-nino

Kendati demikian, Agus memastikan dari segi ketahanan pangan di Banten masih mencukupi dan terkendali untuk masyarakat. Hal ini, tutur Agus, tidak lepas dari pengawasan distribusi pangan hasil padi ke beras.

“Tinggal kembali pada rantai distribusi hasil, apakah stoknya keluar Banten semua, kan kita bisa mengawasi,” tuturnya.

Terakhir Agus, bakal mengganti benih secara gratis kepada tanaman padi yang mengalami gagal panen.

Sedangkan bagi para petani yang sudah terdaftar dalam Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) akan mendapat premi sebesar Rp6 juta perhektare. Untuk para petani yang tidak masuk dalam asuransi, Agus akan memberi bantuan berupa benih gratis.

“Kalau yang tidak masuk hanya mengganti benih gratis,” tutupnya.***

Bagikan Artikel

Scroll to Top